Eskalasi Konflik di Papua: Tiga Anggota OPM Tewas dalam Baku Tembak dengan TNI
News Sorendiweri– Konflik bersenjata antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali memanas dalam beberapa pekan terakhir. Pertempuran terbaru terjadi di Kampung Tigilobak, Kabupaten Puncak, Papua, di mana tiga anggota kelompok bersenjata tewas dalam operasi Satuan Tugas (Satgas) Habema. Operasi ini disebut sebagai bagian dari upaya TNI untuk memulihkan keamanan sekaligus memburu kelompok yang diduga terlibat dalam serangan sebelumnya terhadap personel militer.
Namun, di balik insiden ini, eskalasi kekerasan di Papua terus meningkat. Kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menuding militer Indonesia melakukan operasi di pemukiman sipil, sementara TNI menegaskan bahwa tindakan mereka adalah respons terhadap serangan separatis yang mengancam kedaulatan negara.
Operasi Satgas Habema: Menuntaskan Dendam 2019?
Menurut Mayjen TNI Lucky Avianto, Panglima Komando Operasi Habema, operasi pengejaran yang berujung pada tewasnya tiga anggota OPM adalah kelanjutan dari insiden tahun 2019 di wilayah Ugimba. Saat itu, kelompok bersenjata diduga membawa lari satu pucuk senjata SS2 V4 milik TNI setelah menewaskan seorang prajurit.

Baca Juga: Polda Papua dan Papua Tengah Perkuat Akuntabilitas, Audit Kinerja Jadi Langkah Menuju Polri Presisi
Dalam baku tembak terakhir, TNI berhasil merebut kembali senjata tersebut beserta sejumlah barang bukti lain, termasuk:
-
1 pucuk senapan angin
-
3 magazen (2 untuk M16, 1 untuk SS2)
-
64 butir amunisi kaliber 5,56 mm
-
Dokumen pribadi milik Meni Wakerwa (salah satu anggota OPM yang tewas)
-
Uang tunai Rp 3,8 juta
TPNPB Tuduh Militer Menarget Warga Sipil
Di sisi lain, Jubir TPNPB Sebby Sambom menyatakan bahwa eskalasi kekerasan meningkat sejak akhir Juli 2025.
TPNPB juga mengklaim bahwa pada 29-30 Juli 2025, terjadi kontak senjata yang menyebabkan seorang prajurit TNI terluka dan sebuah kendaraan militer rusak. Namun, klaim ini belum dikonfirmasi secara independen.
Prabowo di Tengah Tekanan Nasional dan Internasional
Konflik Papua telah lama menjadi sorotan dunia, dengan berbagai pihak mendesak penyelesaian damai. TPNPB bahkan secara terbuka meminta Presiden Prabowo Subianto menghentikan operasi militer di wilayah sipil. Sejumlah pengamat menilai bahwa pendekatan militer semata tidak akan menyelesaikan akar masalah di Papua.









