News Sorendiweri– Suasana tenang di Elelim, ibu kota Kabupaten Yalimo, mendadak berubah mencekam. Kerusuhan besar pecah, meninggalkan jejak luka, asap, dan puing-puing bangunan yang hangus terbakar. Delapan orang mengalami luka-luka, puluhan rumah warga rata dengan tanah, asrama polisi dilalap api, dan ketakutan menyelimuti masyarakat.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Cahyo Sukarnito, menjelaskan bahwa korban luka terdiri dari lima anggota TNI-Polri serta tiga warga sipil. “Selain itu, 13 unit sepeda motor terbakar, satu mobil dinas Polres Yalimo rusak berat, enam unit rumah asrama, dan satu mes perwira Polres Yalimo juga dibakar massa,” ungkapnya di Jayapura.
Api Bermula dari Kelas Sekolah
Ironisnya, kerusuhan besar ini berawal dari sebuah insiden kecil di dalam ruang kelas. Seorang siswa berinisial AB diduga mengucapkan kata-kata yang menyinggung temannya. Percekcokan pun terjadi, dan ketegangan menjalar cepat.
Upaya mediasi sempat dilakukan di ruang guru. Namun bukannya mereda, emosi justru memuncak. Sejumlah pelajar dan masyarakat yang ikut terpancing menyerang AB, bahkan ada guru yang turut menjadi korban saat mencoba melerai.
Amarah massa kemudian berubah menjadi aksi anarkis. Kios yang diduga milik orang tua AB dibakar. Api menjalar ke berbagai bangunan sekitar, termasuk mes perwira dan asrama polisi. Malam itu, langit Elelim dipenuhi kobaran api dan kepulan asap hitam.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 4,3 Guncang Supiori Papua Pusat Guncangan di Timur Laut
Luka Sosial dan Material
Kerusuhan ini tidak hanya menimbulkan luka fisik, tetapi juga trauma sosial. Banyak warga kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian. “Kami sangat prihatin atas situasi ini, karena telah menimbulkan kerugian besar, baik materiil maupun sosial,” ujar Tokoh Adat Kabupaten Yalimo, Musa Yare.
Ia menegaskan, peristiwa ini seharusnya menjadi pelajaran penting bagi seluruh masyarakat Papua. “Mari kita menahan diri, jangan terprovokasi isu yang tidak jelas. Perdamaian dan persatuan adalah pondasi utama membangun Papua yang lebih baik,” katanya dalam keterangan tertulis di Wamena.
Hingga kini, aparat keamanan masih berjaga-jaga di Elelim untuk mencegah kerusuhan susulan. Polisi dan TNI berkoordinasi dengan tokoh adat serta pemerintah daerah untuk memulihkan ketertiban.
Musa Yare menambahkan, penyelesaian masalah sebaiknya mengedepankan dialog dan pendekatan damai. “Jangan sampai peristiwa ini merembet ke daerah lain. Kita harus bersama-sama menjaga tanah Papua agar tetap aman,” ujarnya.









