Membangun Generasi Sehat dan Disiplin: Penerapan Terstruktur Program Makan Bergizi (MBG) di SDIT Baiturrahman
News Sorendiweri– Dalam upaya membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga sehat jasmani, SDIT Baiturrahman Tanah Merah telah meluncurkan Program Makan Bergizi (MBG) dengan implementasi yang sangat sistematis dan terorganisir. Menghadapi tantangan melayani 425 peserta didik, sekolah ini membuktikan bahwa program skala besar dapat berjalan tertib, aman, dan higienis dengan perencanaan yang matang serta komitmen dari seluruh elemen sekolah.
Sistem Terbagi: Kunci Menghindari Kerumunan dan Menjaga Kelancaran
Salah satu aspek paling menonjol dari pelaksanaan MBG di SDIT Baiturrahman adalah pembagian waktu distribusi yang sangat tertib. Kepala SDIT Baiturrahman, Mahpudin, menjelaskan bahwa strategi ini dirancang untuk meminimalisir kerumunan dan memastikan proses konsumsi makan di kelas berlangsung dengan nyaman.
“Kami membagi menjadi dua sesi. Pukul 09.30 WIB, makanan dibagikan kepada siswa kelas 1, 2, dan 3. Kemudian, dilanjutkan pada pukul 10.00 WIB untuk siswa kelas 4, 5, dan 6,” ujar Mahpudin. Pembagian waktu ini tidak hanya efektif mengatur lalu lintas siswa tetapi juga memungkinkan para guru dan tim distribusi untuk fokus melayani kelompok usia yang lebih kecil dalam satu waktu, sehingga pengawasan menjadi lebih optimal.
Tim Khusus: Pilar Penopang Kelancaran Distribusi
Kesuksesan sebuah program seringkali bergantung pada struktur organisasi yang jelas. Menyadari hal ini, SDIT Baiturrahman membentuk sebuah tim khusus yang bertanggung jawab penuh atas distribusi makanan MBG. Tim ini dipimpin oleh satu koordinator utama yang didukung oleh sekitar lima orang guru piket yang bertugas secara bergiliran.

Baca Juga: Kabut Tebal dan Medan Berat, Tim SAR Berjuang Evakuasi Korban Helikopter Jatuh di Jila
Tugas tim ini sangat spesifik dan terukur. Setiap hari, mereka memastikan bahwa makanan tiba dan dibagikan tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Selain itu, mereka juga bertanggung jawab agar jumlah porsi makanan sesuai dengan jumlah siswa di setiap kelas, sehingga tidak ada kekurangan atau kelebihan yang dapat menyebabkan pemborosan.
Sinergi dan Tanggung Jawab yang Jelas: Kunci Kebersihan dan Keutuhan Perlengkapan
Kerjasama yang solid antara tim distribusi (guru piket) dan guru kelas merupakan faktor penting lainnya. Sementara tim distribusi fokus pada pembagian makanan, guru kelas berperan aktif dalam menjaga ketertiban dan, yang paling krusial, keamanan tempat makanan (wadah) yang digunakan.
Kepala Sekolah menekankan bahwa tanggung jawab setiap pihak telah diatur dengan sangat jelas dalam sebuah MoU. “Tugas kami (guru dan tim sekolah) hanya menjaga wadah makanan agar tetap utuh dan jumlahnya sesuai. Kami tidak dibebani untuk membersihkan atau mencuci wadah karena itu merupakan tanggung jawab tim SPPG (Satuan Pengelola Pembiayaan Gedung) yang ditugaskan khusus,” jelas Mahpudin pada Rabu (10/9/2025).
Kejelasan ini menghindari tumpang tindih tugas dan memastikan setiap proses handled oleh pihak yang berkompeten. Sekolah juga menerapkan sistem pertanggungjawaban finansial yang tegas. Jika terjadi kerusakan atau kehilangan wadah makanan (ompring), sekolah berkewajiban menggantinya dengan biaya sebesar Rp85.000 per unit. Kebijakan ini mendorong seluruh tim untuk ekstra hati-hati dan bertanggung jawab dalam menjaga setiap perlengkapan. “Karena itu kami sangat menekankan kepada seluruh tim untuk menjaga perlengkapan ini dengan baik,” tambah Mahpudin.
Prosedur Keamanan Pangan: Guru Mencicipi Makanan Terlebih Dahulu
Sebuah praktik terpuji yang diterapkan di SDIT Baiturrahman adalah prosedur keamanan pangan yang ketat. Sebelum makanan dibagikan kepada siswa, para guru yang bertugas telah diberikan arahan untuk mencicipi makanan terlebih dahulu.
“Ini sudah menjadi prosedur yang kami sampaikan dalam pertemuan awal bersama tim guru,” ujar Mahpudin. Langkah ini bukan hanya tentang memastikan rasa, tetapi lebih kepada prinsip kehati-hatian (precautionary principle) untuk memastikan makanan yang dikonsumsi oleh ratusan siswa tersebut dalam kondisi baik, layak makan, dan aman dari hal-hal yang tidak diinginkan. Ini mencerminkan tanggung jawab moral dan etika yang sangat tinggi dari pihak sekolah terhadap keselamatan anak didiknya.
Hari Pertama yang Sukses dan Harapan ke Depan
Pelaksanaan hari pertama program MBG berjalan sukses dan disaksikan langsung oleh seluruh pihak sekolah dan tim yang terlibat. Keberhasilan ini menjadi fondasi yang kuat untuk pelaksanaan seterusnya.
Mahpudin menyampaikan harapannya bahwa sistem yang telah diterapkan dengan penuh pertimbangan ini dapat menjadi standar baku yang menjamin program MBG berjalan secara konsisten, lancar, dan aman. “Yang paling penting, program ini harus memberikan manfaat optimal bagi seluruh siswa SDIT Baiturrahman, yakni mencukupi asupan gizi mereka untuk mendukung aktivitas belajar dan tumbuh kembang yang optimal,” pungkasnya.
Dengan pendekatan yang terstruktur, komunikasi yang jelas, dan komitmen pada standar prosedur operasional, SDIT Baiturrahman tidak hanya menyelenggarakan program makan bergizi, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai disiplin, tanggung jawab, dan kerjasama kepada seluruh civitas academica-nya. Penerapan MBG di sini menjadi contoh nyata bagaimana sebuah program pemerintah atau sekolah dapat diimplementasikan dengan efektif melalui tata kelola yang (luar biasa).









